Sejarah Sumatera Barat: Dari Zaman Prasejarah hingga Kedatangan Bangsa Asing
Sejarah Sumatera Barat dari zaman prasejarah hingga kedatangan bangsa asing sangat erat kaitannya dengan sejarah Minangkabau, meskipun para peneliti belum menemukan banyak bukti tentang keberadaan masyarakat Mentawai pada masa itu.
Prahistoria: Bukti Arkeologis di Lima Puluh Kota
Para arkeolog telah menemukan banyak peninggalan kebudayaan megalitikum di pelosok Maek, Kabupaten Lima Puluh Kota, yang menunjukkan bahwa daerah ini kemungkinan merupakan daerah pertama yang dihuni oleh nenek moyang orang Minangkabau. Daerah ini memiliki beberapa sungai besar seperti Sungai Kampar, Sungai Siak, dan Sungai Indragiri yang menjadi sarana transportasi penting.
Migrasi Nenek Moyang Minangkabau
Nenek moyang orang Minangkabau kemungkinan besar menggunakan rute ini sebagai jalur migrasi mereka. Mereka berlayar dari daratan Asia, mengarungi Laut Cina Selatan, menyeberangi Selat Malaka, dan kemudian melayari sungai-sungai tersebut. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta peradaban di wilayah Luhak Nan Tigo (daerah Lima Puluh Kota, Agam, dan Tanah Datar) sekarang.
Percampuran dan Penyebaran Penduduk
Percampuran dengan para pendatang pada masa-masa berikutnya menyebabkan tingkat kebudayaan mereka berubah dan jumlah mereka bertambah. Lokasi pemukiman mereka menjadi semakin sempit, dan akhirnya mereka merantau ke berbagai bagian Sumatera Barat yang lainnya. Sebagian pergi ke utara, menuju Lubuk Sikaping, Rao, dan Ophir. Sebagian lain pergi ke arah selatan menuju Solok, Sijunjung, dan Dharmasraya. Banyak pula di antara mereka yang menyebar ke bagian barat, terutama ke daerah pesisir, seperti Tiku, Pariaman, dan Pesisir Selatan.