SEJARAH KERAJAAN DI SUMATRA BARAT
Kerajaan-kerajaan di Sumatera Barat
Tambo Minangkabau menyebutkan beberapa nama kerajaan yang ada di Sumatera Barat, seperti Kesultanan Kuntu, Kerajaan Koto Alang, Kerajaan Siguntur, dan lain-lain. Kerajaan-kerajaan ini memiliki peran penting dalam sejarah Minangkabau.
Minanga
Minanga mengirimkan utusan ke Tiongkok pada tahun 645 untuk pertama kalinya. Nama Minanga juga muncul pada Prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh 682. Dapunta Hyang bertolak dari Minanga dengan membawa 20.000 tentara untuk mendirikan Kerajaan Sriwijaya.
Malayapura
Kerajaan Malayapura didirikan dengan ibukota di Suruaso yang dipimpin oleh Maharaja Diraja. Adityawarman menyelesaikan pembangunan selokan untuk mengairi taman Nandana Sri Surawasa yang kaya akan padi.
Pagaruyung
Kerajaan Pagaruyung mulai berkembang dengan pengaruh Islam pada abad ke-16 melalui para musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka. Syaikh Burhanuddin Ulakan menyebarkan agama Islam di Pagaruyung dan raja Islam pertama bernama Sultan Alif.
Dharmasraya
Kerajaan Dharmasraya didirikan dengan prasasti kuno yang menyebutkan bahwa Kertanegara raja dari Singhasari memerintahkan untuk memindahkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya.
Inderapura
Kerajaan Inderapura berdiri sendiri dan bebas mengatur urusan dalam dan luar negerinya. Produk terpenting Inderapura adalah lada dan emas, dan pengaruh kekuasaannya sampai ke Banten di Pulau Jawa.
Minangkabau dalam Hikayat Raja-Raja Pasai
Hikayat ini mengisahkan tentang raja Majapahit yang ingin menaklukan Pulau Percha. Patih Gajah Mada memimpin ekspedisi ini, namun Majapahit mengalami kekalahan di Padang Sibusuk. Pasukan Majapahit melarikan diri dan kembali ke Majapahit dalam penderitaan dan tekanan.
- Published in Liburan, Paket Tour dan Paket Wisata Padang Bukittinggi 2025, Tour And Travel, Uncategorized, Wisata
SEJARAH SUMATRA BARAT
Sejarah Sumatera Barat: Dari Zaman Prasejarah hingga Kedatangan Bangsa Asing
Sejarah Sumatera Barat dari zaman prasejarah hingga kedatangan bangsa asing sangat erat kaitannya dengan sejarah Minangkabau, meskipun para peneliti belum menemukan banyak bukti tentang keberadaan masyarakat Mentawai pada masa itu.
Prahistoria: Bukti Arkeologis di Lima Puluh Kota
Para arkeolog telah menemukan banyak peninggalan kebudayaan megalitikum di pelosok Maek, Kabupaten Lima Puluh Kota, yang menunjukkan bahwa daerah ini kemungkinan merupakan daerah pertama yang dihuni oleh nenek moyang orang Minangkabau. Daerah ini memiliki beberapa sungai besar seperti Sungai Kampar, Sungai Siak, dan Sungai Indragiri yang menjadi sarana transportasi penting.
Migrasi Nenek Moyang Minangkabau
Nenek moyang orang Minangkabau kemungkinan besar menggunakan rute ini sebagai jalur migrasi mereka. Mereka berlayar dari daratan Asia, mengarungi Laut Cina Selatan, menyeberangi Selat Malaka, dan kemudian melayari sungai-sungai tersebut. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta peradaban di wilayah Luhak Nan Tigo (daerah Lima Puluh Kota, Agam, dan Tanah Datar) sekarang.
Percampuran dan Penyebaran Penduduk
Percampuran dengan para pendatang pada masa-masa berikutnya menyebabkan tingkat kebudayaan mereka berubah dan jumlah mereka bertambah. Lokasi pemukiman mereka menjadi semakin sempit, dan akhirnya mereka merantau ke berbagai bagian Sumatera Barat yang lainnya. Sebagian pergi ke utara, menuju Lubuk Sikaping, Rao, dan Ophir. Sebagian lain pergi ke arah selatan menuju Solok, Sijunjung, dan Dharmasraya. Banyak pula di antara mereka yang menyebar ke bagian barat, terutama ke daerah pesisir, seperti Tiku, Pariaman, dan Pesisir Selatan.