SEJARAH KABUPATEN SIJUNJUNG DAN DESTINASI WISATA KABUPATEN SIJUNJUNG
Kabupaten Sijunjung adalah salah satu kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia, dengan ibu kota Muaro Sijunjung, yang menjadi pusat pemerintahan dan aktivitas ekonomi lokal.
Sebelumnya, pemekaran pada 2003 memisahkan Kabupaten Sawahlunto Sijunjung menjadi Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Dharmasraya, menandai perubahan administratif yang signifikan dan berdampak luas pada struktur pemerintahan lokal, sehingga memungkinkan pengelolaan wilayah yang lebih efektif dan terarah. Akibatnya, kabupaten ini dapat lebih fokus pada pengembangan wilayah dan pelayanan publik yang lebih baik, sehingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal. Selanjutnya, sebagai hasilnya, Kabupaten ini memiliki luas 3.130,40 km² dan penduduk sekitar 245.936 jiwa pada 2024, menunjukkan perkembangan yang cukup pesat dan stabilitas demografis yang positif, yang tentunya membawa konsekuensi pada kebutuhan infrastruktur dan layanan publik yang lebih memadai. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten perlu terus meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan penduduk dan ekonomi lokal, sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan berkelanjutan.
selain itu, Wilayah Sijunjung juga mencakup Sumpur Kudus, yang dulunya merupakan tempat kedudukan “Rajo Ibadat” dari Kerajaan Pagaruyung yang memimpin bidang keagamaan dengan pengaruh besar dan warisan sejarah yang kaya, serta memberikan nilai tambah pada identitas budaya daerah, sehingga memperkaya khazanah budaya lokal dan nasional. Dengan demikian, keberadaan Sumpur Kudus menjadi aset penting bagi Kabupaten Sijunjung dalam melestarikan budaya dan sejarah lokal, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Oleh sebab itu, pelestarian Sumpur Kudus menjadi prioritas bagi pemerintah kabupaten untuk mempertahankan warisan budaya yang berharga ini.
Destinasi wisata di kabupaten sijunjung
1. Simpang Tugu
2. Kampung Adat Sijunjung
3. Pasir Putih Silokek
4. Air Terjun Batang Taye
5. Lokomotif Uap
6. Telabang Sakti
7. Arung Jeram Sungai Batang Kuantan
8. Danau Hijau Bukit Bual
9. Ngalau Talago
10. Pulau Andam Dewi
SEJARAH KOTA PARIAMAN DAN DESTINASI WISATA KOTA PARIAMAN
Tomé Pires menyebutkan Kota Pariaman sebagai bagian dari rantau Minangkabau dan kota pelabuhan penting di pantai barat Sumatra. Kota ini berkembang menjadi pusat perdagangan emas, lada, dan hasil perkebunan lainnya yang signifikan. Namun, situasi berubah drastis ketika Kesultanan Aceh menguasai kawasan ini pada abad ke-17 hingga VOC mengusir mereka pada 1668, menandai perubahan kekuasaan di wilayah ini. Setelah itu, Pemerintah Hindia Belanda memindahkan fokusnya ke Kota Padang, sehingga pelabuhan Pariaman secara bertahap kehilangan pamornya dan mengalami penurunan aktivitas perdagangan yang cukup signifikan.
Selanjutnya, Kota Pariaman mengalami perkembangan status administratif yang signifikan dan berdampak positif. Kota ini menjadi kota administratif pada 29 Oktober 1987 di bawah Kabupaten Padang Pariaman, setelah diresmikan oleh Mendagri Soepardjo Rustam. Drs. Adlis Legan kemudian menjadi Wali Kota pertamanya pada periode 1987-1993, membuka babak baru bagi kota ini dalam mengelola urusan pemerintahan lokal dengan lebih efektif.
Perkembangan ini membawa dampak positif yang nyata bagi pertumbuhan kota. Kemudian, pada 2 Juli 2002, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno meresmikan Kota Pariaman sebagai kota otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002. Dengan perubahan status ini, Kota Pariaman semakin siap untuk mengelola dan mengembangkan wilayahnya secara mandiri dan efektif, membuka peluang baru untuk kemajuan dan pertumbuhan kota di masa depan, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik secara signifikan.
DESTINASI WISATA KOTA PARIAMAN
-
Pantai Gandoriah
Cermin Tulisan
Kata
Sunua -
Pulau Angso Duo
-
Puncak Anai
-
Lubuk Cimantung
-
Bukit Sirih
-
Air Terjun Batu Bersurat
-
Konservasi Penyu Kota Pariaman